- Home »
- Kesehatan gigi »
- Satuan Acara Penyuluhan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Gigi dan Mulut
I.
JUDUL : Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut
II. SUB TOPIK :
a.
Pengertian kesehatan gigi dan mulut
b.
Waktu dan cara yang tepat menggosok gigi
c. Kelainan yang dapat terjadi dalam rongga mulut
d. Pentingnya periksa ke pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara rutin
minimal 6 bulan sekali
e. Penyebab terjadinya pewarnaan pada gigi
III.
HARI/TANGGAL : Rabu, 21 Oktober 2020
IV.
WAKTU : 30
menit
V.
TEMPAT : Dusun Cabean Kulon
RT 31/RW 06
VI.
PELAKSANA : Berliana Esti Widyaningsih
VII.
SASARAN : Masyarakat Dsn. Cabean Kulon RT 31
VIII.
JUMLAH : 10 orang
IX.
TUJUAN UMUM :
1.
Meningkatkan pengetahuan, minat, serta peran masyarakat di bidang
kesehatan gigi dan mulut.
2.
Mengubah
perilaku dan kebiasaan buruk pada masyarakat mengenai cara pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut
X.
TUJUAN KHUSUS :
Pada
akhir pertemuan, peserta dapat
memahami
:
a. Pengertian kesehatan gigi dan mulut
b. Waktu dan cara yang tepat menggosok gigi
c. Kelainan yang dapat terjadi dalam rongga mulut
d. Pentingnya periksa ke pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara rutin minimal 6 bulan sekali
e. Penyebab terjadinya pewarnaan pada gigi
XI.
METODE : Ceramah, Tanya Jawab
XII.
MEDIA DAN ALAT PERAGA : Laptop/handphone, video.
XIII.
KEGIATAN PENYULUHAN
No. |
Waktu |
Tahap |
Kegiatan |
Pengampu Siswa |
1. |
2 menit |
Pembukaan |
• Mengucapkan salam • Memperkanalkan diri • Menjelaskan TIU & TIK |
• Menjawab salam |
2. |
5 menit |
Aperserpsi |
• Menanyakan kepada peserta tentang kesehatan gigi dan
mulut mulai dari pengertian, cara dan waktu
menggosok gigi, kelainan rongga mulut, pentingnya periksa rutin minimal 6 bulan
sekali, penyebab terjadinya pewarnaan gigi. |
• Mendengarkan dan menjawab pertanyaan |
3. |
20 menit |
Penyampaian Materi |
• Menjeaskan tentang kesehatan gigi dan
mulut meliputi pengertian, cara dan waktu
menggosok gigi, kelainan rongga mulut, pentingnya periksa rutin minimal 6
bulan sekali, penyebab terjadinya pewarnaan gigi. |
• Memperhatikan penjelasan yang diberikan |
4. |
20 menit |
Sesi Tanya Jawab |
• Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya bila ada yang belum dimengerti |
• Bertanya tentang materi yang belum dimengerti |
5. |
13 menit |
Penutup |
• Menanyakan kepada peserta sesuia
dengan TIU • Menyimpulkan kegiatan • Memberikan pujian dan motivasi
terhadap siswa • Mengucapkan salam penutup |
• Menjawab pertanyaan |
XIV.
MATERI
a.
Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal
yang sering diabaikan oleh banyak orang, padahal gigi dan mulut merupakan
“pintu masuk” bagi bakteri dan kuman yang
dapat mengganggu organ
tubuh lainnya. Kesehatan
gigi dan mulut merupakan bagian
integral yang tidak
dapat dipisahkan oleh
kesehatan secara umum.
Organisasi Kesehatan Dunia
/ World Health Organization
(WHO) pada tahun 2012 mendefinisikan kesehatan
gigi dan mulut
sebagai keadaan bebas
dari penyakit mulut dan
wajah dan kanker
tenggorokan, infeksi dan
luka pada mulut, penyakit gusi
dan jaringan periodontal,
dan gangguan yang
membatasi kapasitas seorang individu
dalam mengunyah, menggigit,
tersenyum, berbicara dan kesejahteraan psikososial. Hal ini
menunjukkan pentingnya kebersihan
mulut, bukan hanya untuk
mencegah penyakit mulut
namun sebagai pendorong kepercayaan diri
seorang individu.
b.
Materi
1. Pengertian Kesehatan Gigi dan Mulut
Kesehatan gigi dan mulut merupakan
bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya, sebab kesehatan gigi akan mempengaruhi kesehatan tubuh. Peranan rongga
mulut sangat besar bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Secara umum,
seseorang dikatakan sehat bukan hanya karena tubuhnya yang sehat melainkan juga
sehat rongga mulut dan giginya.
2.
Waktu dan Cara Menggosok
Gigi yang Tepat
Menggosok
gigi adalah membersihkan gigi dengan sikat gigi dan pasta gigi agar gigi
menjadi bersih dan sehat. Waktu menggosok
gigi yang tepat yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam.
a)
Persiapan Alat
dan Bahan
·
1 buah sikat gigi (bulu sikat lembut, tangkai lurus)
·
Gelas atau cangkir berisi air
·
Pasta gigi (mengandung fluor)
·
Lap dan handuk kering
b)
Cara Kerja
·
Cuci tangan.
·
Ambil dan dekatkan peralatan.
·
Keluarkan isi pasta gigi penuh dan
merata pada permukaan sikat gigi.
·
Tutup kembali pasta gigi dan
kembalikan pada tempatnya.
·
Mulailah berkumur dengan air.
·
Sikat gigi dan gusi dengan posisi
kepala sikat membentuk sudut 45 deraja
di daerah perbatasan antara gigi dengan gusi.
·
Gerakkan sikat dengan lembut dan
memutar. Sikat bagian luar permukaan setiap gigi atas dan bawah dengan posisi
bulu sikat 45 derajat berlawanan dengan garis gusi agar sisa makanan yang
mungkin masih menyelip dapat dibersihkan.
·
Gunakan gerakan yang sama untuk
menyikat bagian dalam permukaan gigi.
·
Gosok semua bagian permukaan gigi
yang digunakan untuk mengunyah. Gunakan hanya ujung bulu sikat gigi untuk
membersihkan gigi dengan tekanan ringan sehingga bulu sikat tidak membengkok.
Biarkan bulu sikat membersihkan celah-celah gigi. Rubah posisi sikat gigi
sesering mungkin.
·
Untuk membersihkan gigi depan bagian
dalam, gosok gigi dengan posisi tegak dan gerakkan perlahan ke atas dan bawah
melewati garis gusi.
·
Berkumur- kumur sampai mulut terasa
bersih.
·
Lap / keringkan mulut dengan handuk.
·
Rapikan alat – alat.
3. Kelainan yang Dapat Terjadi Dalam
Rongga Mulut
a. Karies (Gigi Berlubang)
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak
struktur gigi yang disebabkan oleh bakteri/plak. Penyakit ini menyebabkan gigi
berlubang. Jika tidak ditangani dengan perawatan penambalan gigi, penyakit ini
dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya.
Jika tidak ditangani oleh seorang dokter gigi, karies akan terus tumbuh dan
pada akhirnya menyebabkan gigi tanggal.
b. Gingivitis (Radang Gusi)
Gingivitis adalah peradangan yang terjadi pada gusi,
dimana gusi menjadi meradang dan mudah berdarah. Penyebabnya yaitu kurangnya
menjaga kebersihan gigi dan mulut, sehingga plak tetap ada di sepanjang garis
gusi. Plak merupakan suatu lapisan yang terutama terdiri dari bakteri dan
penyebab utama dari gingivitis. Jika plak tetap melekat pada gigi selama lebih
daari 72 jam, maka akan mengeras dan membentuk karang gigi (kalkulus).
Karang
gigi biasanya diawali dengan proses penimbunan plak, yaitu sisa makanan yang
menempel di permukaan gigi, yang lama-kelamaan mengeras menjadi karang. Plak
alias karang gigi terjadi karena tak rajin menggosok gigi. Kebiasaan buruk tak
menyikat gigi hingga bersih dapat meninggalkan plak atau karang gigi yang penuh
bakteri dan kuman. Plak dapat menimbulkan bau mulut atau helitosis yang sulit
dihilangkan. Dalam kondisi lebih parah, gigi bisa goyang dan tanggal begitu
saja. Selain itu, kumpulan plak juga akan menjadi sarang tempat melekatnya
karang gigi baru. Sedangkan bakteri yang menempel, lama-lama akan menyebabkan
peradangan gusi.
Cara pencegahan plak gigi
1) Rajin
gosok gigi setelah makan dan sebelum tidur dengan pasti gigi / odol yang
mencegah plak.
2) Rajin
minum air putih yang bersih sambil kumur-kumur.
3) Rajin
membersihkan bekas sisa makanan yang ada di pojok dan sela-sela gigi dengan
benang gigi.
4) Rajin
kumur-kumur dengan cairan pembersih mulut / dental floss yang bias mencegah
plak karang gigi.
5) Rajin
makan buah dan atau sayur karena seratnya dapat membantu menghilangkan sisa
makanan di gigi dan gusi kita.
6) Jangan
biasakan untuk mengunyah satu sisi.
Satu-satunya cara untuk mengatasi karang gigi
adalah dengan pergi ke dokter gigi untuk dibersihkan agar terhindar dari
penyakit yang lebih berat dan tentunya butuh biaya yang lebih besar. Karang
gigi harus dibersihkan dengan alat yang disebut scaler. Ada yang manual ataupun
dengan ultrasonic scaler. Setelah dibersihkan dengan scaler, karang gigi akan
hilang dan gigi menjadi bersih kembali. Namun, karang gigi dapat timbul kembali
apabila kebersihan gigi tidak dijaga dengan baik. Dianjurkan
melakukan tindakan pencegahan sebelum karang gigi timbul yaitu dengan menyikat
gigi secara teratur dan sempurna. Dental floss juga perlu digunakan untuk
membersihkan permukaan antar dua gigi yang sering menjadi tempat terselipnya
makanan dan menjadi tempat penimbunan plak.
4. Pentingnya Periksa Berkala ke Pelayanan
Kesehatan Gigi dan Mulut
Pemeriksaan gigi oleh dokter gigi bisa mendeteksi dan
mengobati berbagai gangguan yang umum menyerang area mulut. Misalnya saja gigi
berlubang (karies) dan penyakit gusi.
Orang
dewasa disarankan untuk periksa gigi rutin tiap 6 bulan sekali. Namun, apabila
ada keluhan pada gigi dan mulut, disarankan untuk langsung datang ke dokter
gigi. Frekuensi kunjungan 6 bulan sekali tersebut juga tidak sama
untuk semua orang. Jika memiliki gangguan metabolisme atau penyakit sistemik dan berisiko
mengalami penyakit gigi dan mulut, maka akan dianjurkan untuk
periksa gigi setiap 3 bulan sekali.
Membuat
jadwal kunjungan ke dokter gigi untuk cek kesehatan gigi adalah agenda
penting, inilah perlunya Anda rutin memeriksakan gigi minimal 6 bulan
sekali:
a. Cek gigi secara rutin
memungkinkan pendeteksian masalah gigi dan gusi dalam tahap awal. Artinya, jika
terindikasi – misalnya – gigi muncul lubang kecil, dokter gigi bisa segera
melakukan penambalan agar gigi tidak sampai keropos. Penanganan dini justru
akan menghemat biaya pengobatan dibanding pada saat kondisi gigi sudah parah.
b. Pemeriksaan rutin ke
dokter gigi juga berfungsi sebagai deteksi dini untuk mengamati kemungkinan
munculnya penyakit serius lain pada rongga mulut, termasuk kanker. Dokter gigi
bisa memberikan saran pada pasien untuk menemui dokter spesialis lain jika
diperlukan pemeriksaan lanjutan.
c. Melatih diri untuk
tidak trauma dengan penanganan masalah gigi. Saat ini teknologi dalam
kedokteran gigi berkembang pesat. Salah satunya yaitu efek trauma yang dialami
oleh pasien bisa dikurangi. Pasien tidak lagi merasakan rasa sakit berlebihan
pada saat – misalnya – penanganan saluran akar gigi maupun perawatan gigi
secara keseluruhan. Semua bisa dilakukan dengan nyaman.
5. Penyebab Terjadinya Pewarnaan pada Gigi
Perilaku masyarakat merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi status kesehatan, termasuk kesehatan gigi dan mulut.
Masyarakat tidak menyadari, bahwa giginya mengalami perubahan warna pada bagian
dalam, berwarna kekuningan, kecoklatan dan kehitaman diakibatkan karena
masyarakat mengonsumsi rokok, kopi, teh dan tidak rutinnya menyikat gigi.
pewarnaan gigi tidak dapat dibersihkan apabila hanya menggunakan sikat gigi
saja. Kebersihan gigi dan mulut juga biasa disebabkan adanya pewarnaan gigi
(stain) pada mukosa rongga mulut serta bau mulut merupakan masalah yang paling
umum dialami oleh masyarakat.
Stain
gigi ialah warna yang menempel diatas permukaan gigi biasanya terjadi karena
pelekatan warna makanan, minuman ataupun kandungan nikotin yang merupakan
substansi penghasil stain gigi. Stain mempunyai dampak yang terhadap kesehatan
gigi. Stain juga dapat menyebabkan gigi berwarna coklat sampai hitam pada
bagian leher gigi. Distribusi dan perubahan warna yang ditentukan oleh tipe,
jumlah, dan lamanya kebiasaan mengonsumsi rokok, kopi, dan
teh maka semakin besar peluang untuk perubahan warna giginya
XV.
EVALUASI
a.
Sebelum penyuluhan :
Sebelum dilakukan penyuluhan sasaran di tanya terlebih dahulu apakah pernah
memperoleh penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan
mulut sebelumnya.
b. Setelah penyuluhan :
Sasaran dapat
menyebutkan kembali :
1)
Pengertian
kesehatan gigi dan mulut
2)
Waktu dan cara yang
tepat menggosok gigi
3)
Kelainan yang dapat
terjadi dalam rongga mulut
4)
Pentingnya periksa rutin ke pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara rutin
minimal 6 bulan sekali
5)
Penyebab terjadinya
pewarnaan pada gigi
XVI.
PENUTUP
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh
secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara
umum. Perawatan berkala perlu dilakukan demi mencapai kesehatan gigi dan mulut
yang optimal. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan,
pembersihan plak atau sisa makanan dengan menyikat gigi dengan baik dan benar.
Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang serta kunjungan
berkala ke pelayanan kesehatan gigi dan mulut setiap enam bulan sekali bila ada
keluhan ataupun tidak ada keluhan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka
akan dicapai suatu kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Sehingga kesehatan
jasmani dan rohani seperti yang diharapkan akan tercapai.
XVII.
SUMBER
Reca,
Ainun. 2019. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dengan
Pewarnaan Gigi (Stain) di Desa Peuniti Kota Banda Aceh : Jurnal
Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1.
http://id.wikipedia.org/wiki/Karang_gigi
http://dokternasir.web.id/2009/03/menjaga-kesehatan-gigi-dan-mulut.html
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/kesehatan_gigi_dan_mulut.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/ksries_gigi
http://www.indonesiaindonesia.com/f/10639-gingivitis/