Archive for 2020
Bahaya Merokok bagi Kesehatan Gigi dan Mulut
Dampaknya bagi Kesehatan Mulut
Merokok dan menggunakan produk tembakau lain menjadi penyebab sebagian besar masalah gusi pada orang dewasa. Merokok dapat meningkatkan risiko berkembangnya penyakit gusi. Tembakau menghambat aliran darah ke gusi, sehingga membuat gusi kekurangan nutrisi, oksigen dan rentan untuk terserang infeksi. Selain itu, rokok berdampak kepada kerusakan lapisan tulang dan jaringan pada gigi.
Tergantung jumlah dan lamanya merokok, para perokok berisiko mengalami masalah-masalah berikut ini:
- Perubahan warna gigi.
- Bau napas tidak sedap yang bersifat menetap.
- Berkurangnya kepadatan tulang pada rahang.
- Periodontitis: infeksi yang disebabkan bakteri pada rongga mulut sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan pendukung gigi.
- Meningkatnya penumpukan plak dan karang gigi.
- Meningkatnya risiko kanker mulut.
- Meningkatnya risiko sinusitis.
- Peradangan kelenjar ludah.
- Risiko timbulnya bercak-bercak putih di dalam mulut, disebut leukoplakia.
- Meningkatnya risiko penyakit gusi. Kondisi ini menjadi penyebab utama tanggalnya gigi.
- Bertambahnya risiko lubang pada gigi.
Bahaya Tembakau Non-Isap
Selain menjadi bahan dasar rokok, di beberapa negara termasuk Indonesia, daun tembakau dapat dikunyah atau dikulum. Tembakau kunyah ini umumnya hanya diproduksi oleh usaha rumahan skala kecil dan tanpa merek, atau bahkan dilinting hanya untuk konsumsi pribadi.
Sayangnya, tembakau non-isap ini ternyata lebih berbahaya dibandingkan merokok. Tembakau mengandung lebih dari 25 bahan kimia yang berisiko menyebabkan kanker mulut dan tenggorokan. Penggunaan tembakau yang dikunyah dapat menyebabkan tubuh terpapar kandungan nikotin jauh lebih banyak dibandingkan rokok. Selain itu, tembakau non-isap ini dapat menyebabkan iritasi dan penipisan lapisan gusi, sehingga gigi menjadi lebih sensitif.
Berhenti Merokok
Seorang perokok memiliki risiko enam kali lebih tinggi untuk mengidap kanker mulut dan tenggorokan dibandingkan yang tidak merokok. Penelitian juga membuktikan bahwa dengan berhenti merokok, risiko mengidap penyakit gusi akan menurun drastis. Selain itu, hampir semua pengguna tembakau non-isap yang mengidap leukoplakia juga bisa sembuh dalam waktu kurang dari dua bulan.
Nicotine Replacement Therapy (NRT) adalah salah satu terapi untuk menghentikan kebiasaan merokok yang relatif aman untuk semua orang. Terapi dilakukan dengan beberapa pilihan:
- Permen karet nikotin: dikunyah perlahan-lahan selama 30 menit secara teratur.
- Tablet isap: diisap di antara gusi dan di bagian dalam pipi selama 30 menit.
- Tablet sublingual: tablet dibiarkan larut di bawah lidah.
- Inhaler: dihirup secara teratur dan sesuai dosis.
- Transdermal: ditempelkan pada kulit yang berpemukaan kering dan tidak berambut pada tubuh bagian atas.
- Obat semprot hidung.
Tanyakan dokter untuk mengetahui terapi manakah yang lebih sesuai untuk Anda.
Memeriksakan Diri ke Dokter Gigi
Selain menyikat gigi, berkumur dengan cairan antibakteri dapat mengurangi risiko penyakit gigi dan gusi. Telah tersedia obat kumur khusus untuk perokok. Apakah Anda perokok atau bukan, tetaplah penting untuk memeriksakan diri ke dokter gigi jika Anda mengalami gejala berikut ini:
- Gusi berdarah saat disikat.
- Gigi menjadi lebih sensitif terhadap makanan panas atau dingin.
- Gusi bengkak, nyeri, atau merah.
- Gusi yang meregang atau menjauh dari gigi.
- Berubahnya pertemuan deretan gigi atas dan bawah.
- Bau mulut yang tidak kunjung hilang.
- Tanggalnya gigi permanen.
Pelayanan Kesehatan Gigi pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru
Pada masa adaptasi kebiasaan baru, masyarakat harus menghadapi dan hidup berdampingan dengan COVID-19 dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi dan kebutuhan lainnya agar tetap produktif. Klinik sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) juga memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di dalam upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19. Dalam masa adaptasi kebiasaan baru seluruh fasilitas pelayanan kesehatan termasuk Klinik harus mempersiapkan sumber daya yang dimiliki. Standar prosedur operasional (SPO) yang dilaksanakan harus disesuaikan dengan memperhatikan keselamatan tenaga kesehatan dan masyarakat penerima pelayanan agar terhindar dari penularan COVID-19.
Profil Pelayanan Kesehatan Gigi RST dr. Asmir Salatiga
RS Tk. IV 04.07.03 dr. ASMIR adalah salah satu Layanan Kesehatan milik TNI AD Kota Salatiga yang berbentuk RSU, dikelola oleh TNI AD dan termaktub kedalam RS Tipe C. Layanan Kesehatan ini telah teregistrasi semenjak 01/11/2015 dengan Nomor Surat Izin 440/139/102 dan Tanggal Surat Izin 19/03/2013 dari PEMKOT dengan Sifat Tetap, dan berlaku sampai 5 TAHUN. Sesudah menjalani Prosedur AKREDITASI RS Seluruh Indonesia dengan proses Pentahapan I ( 5 Pelayanan) akhirnya diberikan status Lulus Akreditasi Rumah Sakit. RSU ini bertempat di Jl. Dr Muwardi No. 50 Salatiga, Kota Salatiga, Indonesia. RST dr. Asmir Salatiga memiliki pelayanan kesehatan salah satunyaialah pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Poli gigi di RST dr. Asmir memiliki 3 orang dokter gigi, yaitu 2 dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak dan 1 dokter gigi umum, serta 2 orang perawat gigi.
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan gigi dan mulut ini dilaksanakan di Dusun Cabean Kulon RT 31/RW 06, Desa Karangduren, Kecamatan Tengaran yang terletak di kabupaten Semarang dengan jangka waktu pelaksanaan berlangsung selama 39 hari secara daring sejak tanggal 28 September – 6 November 2020.
- Monitoring
Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan gigi dan mulut di Dsn. Cabean Kulon RT 31/RW 06
perlu dilakukan pemantauan (monitoring) untuk menemukan permasalahan yang
menghambat program kegiatan, yang mencakup :
a. Ketersediaan SDM yang menjalankan pelayanan.
b. Sarana prasarana pendukung.
c. Bahan-bahan yang diperlukan.
d. Alokasi waktu.
- Evaluasi
a. Evaluasi Proses
1) Pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
Bidang Kesehatan Gigi dan Mulut di Cabean Kulon RT 31/RW 06 dilakukan evaluasi
proses. Evaluasi ini perlu dilakukan pada saat proses berlangsung dengn tujuan
menilai tahapan kerja yang mungkin menjadi hambatan pada saat berlangsungnya
kegiatan yang meliputi :
a) Waktu
penyampaian
b) Materi yang
disampaikan
2) Sebelum dilakukan pelatihan maka perlu
dilakukan survey peserta untuk mengetahui tingkat pengetahuannya tentang
kesehatan gigi dan mulut
b. Evaluasi Hasil
Kegiatan telah
terlaksana dengan baik, sasaran mampu memahami, bertanya dan mengerti mengenai
materi yang telah disampaikan. Meskipun tidak bertatap muka secara langsung dan
melalui Whatsapp Group selama kegiataan berlangsung namun tidak mengurangi
antusiasme dan perhatian dari sasaran tersebut.
Dokumentasi Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Gigi dan Mulut di Wilayah Dsn. Cabean Kulon RT 31/RW 06
Pada hari Selasa, 6 Oktober 2020 telah dilaksanakan Pengantar praktik oleh Dosen Pengampu PKL Mata Kuliah Sistem Informasi Kesehatan Gigi dan mulut serta Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat II yaitu Bapak Sulur Joyo Sukendro, S.SiT, M.Kes.
Mata Kuliah Sistem Informasi Kesehatan Gigi dan Mulut |
Mata Kuliah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat II |
Pada hari Rabu, 7 Oktober 2020 telah dilaksanakan kegiatan pendekatan kepada tokoh setempat. Pendekatan yang dilakukan kepada ketua RT 31 Dusun Cabean Kulon dengan cara bersilaturrahmi kepada ketua RT 31.
Bentuk pendekatan kepada ketua RT 31 Dusun Cabean Kulon dengan cara menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan pada sasaran survei yaitu masyarakat Dsn. Cabean Kulon RT 31/RW 06, serta melakukan negosiasi penawaran dan meminta solusi mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan di masa pandemi Covid-19.
Tindak lanjut yang diharapkan setelah pendekatan dilakukan adalah Kegiatan yang ditawarkan kepada ketua RT 31 Dsn. Cabean Kulon diterima dan didapatkan kerjasama yang baik antara Ketua RT 31, warga Dsn. Cabean Kulon serta pelaksana kegiatan.
Pendekatan kepada Ketua RT |
Pada hari Kamis, 9 Oktober 2020 dengan kesepakatan bersama kelompok kami berdiskusi dan menyusun Form Survey Kesehatan Gigi dan Mulut yang akan digunakan untuk survey kepada masyarakat setempat.
Menyusun Form Survey |
4. Pengambilan Data Survey Masyarakat
a. Rendahnya kesadaran masyarakat
untuk memeriksakan kesehatan gigi dan
mulutnya minimal 6 bulan sekali di klinik/pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Dari 10 warga yang disurvei
terdapat 8 warga yang tidak pernah
mengunjungi klinik gigi minimal 6 bulan sekali (80%).
b. Kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai waktu menggosok gigi yang tepat dan beresiko memiliki
kebersihan gigi dan mulut yang buruk. Dari 10 warga yang disurvei terdapat 9 warga yang tidak menerapkan menggosok gigi sebelum tidur dan sesudah
sarapan pagi (90%).
c. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai jenis-jenis
penyakit gigi dan mulut. Dari 10 warga yang disurvei terdapat 9 warga yang pernah mengalami
sakit gigi namun hanya membeli obat pereda sakit saja (90%).
d. Terdapat warga
yang beresiko rentan memiliki perubahan warna pada gigi (stain). Dari 10 warga di RT 31 yang telah disurvei terdapat 5 warga yang sering
minum teh/kopi (50%).
e. Kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai karang gigi dan beresiko memiliki kebersihan
gigi dan mulut yang buruk. Dari 10 warga di RT 31 yang telah disurvei terdapat 6 warga memiliki
karang gigi (60%).
5. Pengolahan Data dan Menyusun Proposal
Pada hari Kamis, 15 Oktober 2020 melakukan pengolahan data survey masyarakat.
6. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Pada hari Selasa, 20 Oktober 2020 telah dilaksanakan Musyawarah bersama dengan Ketua RT dan perwakilan dari Ibu PKK/Peserta Pemberdayaan Masyarakat. Hasil dari musyawarah atas kesepakatan bersama yaitu dianjurkan untuk melaksanakan kegiatan secara online dikarenakan kondisi lingkungan yang belum diizinkan untuk melakukan suatu perkumpulan karena adanya pandemi Covid-19 , selain itu juga kesibukan masing-masing peserta untuk tetap bekerja sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan perkumpulan secara bersamaan.
7. Pelaksanaan Kegiatan
Pada hari Rabu-Kamis, 21-22 Oktober 2020 telah dilaksanakan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan secara online melalui media Whatsapp Group. Kegiatan yang dilakukan meliputi Persiapan, pembukaan dan perkenalan, penyampaian materi via online, diskusi dan tanya jawab, penutup. Kegiatan tersebut diantara lain :
a. Penyuluhan materi
kesehatan gigi dan mulut via online.
b. Mendemonstrasikan
cara menggosok gigi yang baik dan benar dengan media melalui Whatsapp
Group.
c. Evaluasi hasil
penyegaran materi kesehatan gigi dan mulut pada peserta.
Satuan Acara Penyuluhan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Gigi dan Mulut
I.
JUDUL : Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut
II. SUB TOPIK :
a.
Pengertian kesehatan gigi dan mulut
b.
Waktu dan cara yang tepat menggosok gigi
c. Kelainan yang dapat terjadi dalam rongga mulut
d. Pentingnya periksa ke pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara rutin
minimal 6 bulan sekali
e. Penyebab terjadinya pewarnaan pada gigi
III.
HARI/TANGGAL : Rabu, 21 Oktober 2020
IV.
WAKTU : 30
menit
V.
TEMPAT : Dusun Cabean Kulon
RT 31/RW 06
VI.
PELAKSANA : Berliana Esti Widyaningsih
VII.
SASARAN : Masyarakat Dsn. Cabean Kulon RT 31
VIII.
JUMLAH : 10 orang
IX.
TUJUAN UMUM :
1.
Meningkatkan pengetahuan, minat, serta peran masyarakat di bidang
kesehatan gigi dan mulut.
2.
Mengubah
perilaku dan kebiasaan buruk pada masyarakat mengenai cara pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut
X.
TUJUAN KHUSUS :
Pada
akhir pertemuan, peserta dapat
memahami
:
a. Pengertian kesehatan gigi dan mulut
b. Waktu dan cara yang tepat menggosok gigi
c. Kelainan yang dapat terjadi dalam rongga mulut
d. Pentingnya periksa ke pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara rutin minimal 6 bulan sekali
e. Penyebab terjadinya pewarnaan pada gigi
XI.
METODE : Ceramah, Tanya Jawab
XII.
MEDIA DAN ALAT PERAGA : Laptop/handphone, video.
XIII.
KEGIATAN PENYULUHAN
No. |
Waktu |
Tahap |
Kegiatan |
Pengampu Siswa |
1. |
2 menit |
Pembukaan |
• Mengucapkan salam • Memperkanalkan diri • Menjelaskan TIU & TIK |
• Menjawab salam |
2. |
5 menit |
Aperserpsi |
• Menanyakan kepada peserta tentang kesehatan gigi dan
mulut mulai dari pengertian, cara dan waktu
menggosok gigi, kelainan rongga mulut, pentingnya periksa rutin minimal 6 bulan
sekali, penyebab terjadinya pewarnaan gigi. |
• Mendengarkan dan menjawab pertanyaan |
3. |
20 menit |
Penyampaian Materi |
• Menjeaskan tentang kesehatan gigi dan
mulut meliputi pengertian, cara dan waktu
menggosok gigi, kelainan rongga mulut, pentingnya periksa rutin minimal 6
bulan sekali, penyebab terjadinya pewarnaan gigi. |
• Memperhatikan penjelasan yang diberikan |
4. |
20 menit |
Sesi Tanya Jawab |
• Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya bila ada yang belum dimengerti |
• Bertanya tentang materi yang belum dimengerti |
5. |
13 menit |
Penutup |
• Menanyakan kepada peserta sesuia
dengan TIU • Menyimpulkan kegiatan • Memberikan pujian dan motivasi
terhadap siswa • Mengucapkan salam penutup |
• Menjawab pertanyaan |
XIV.
MATERI
a.
Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal
yang sering diabaikan oleh banyak orang, padahal gigi dan mulut merupakan
“pintu masuk” bagi bakteri dan kuman yang
dapat mengganggu organ
tubuh lainnya. Kesehatan
gigi dan mulut merupakan bagian
integral yang tidak
dapat dipisahkan oleh
kesehatan secara umum.
Organisasi Kesehatan Dunia
/ World Health Organization
(WHO) pada tahun 2012 mendefinisikan kesehatan
gigi dan mulut
sebagai keadaan bebas
dari penyakit mulut dan
wajah dan kanker
tenggorokan, infeksi dan
luka pada mulut, penyakit gusi
dan jaringan periodontal,
dan gangguan yang
membatasi kapasitas seorang individu
dalam mengunyah, menggigit,
tersenyum, berbicara dan kesejahteraan psikososial. Hal ini
menunjukkan pentingnya kebersihan
mulut, bukan hanya untuk
mencegah penyakit mulut
namun sebagai pendorong kepercayaan diri
seorang individu.
b.
Materi
1. Pengertian Kesehatan Gigi dan Mulut
Kesehatan gigi dan mulut merupakan
bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya, sebab kesehatan gigi akan mempengaruhi kesehatan tubuh. Peranan rongga
mulut sangat besar bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Secara umum,
seseorang dikatakan sehat bukan hanya karena tubuhnya yang sehat melainkan juga
sehat rongga mulut dan giginya.
2.
Waktu dan Cara Menggosok
Gigi yang Tepat
Menggosok
gigi adalah membersihkan gigi dengan sikat gigi dan pasta gigi agar gigi
menjadi bersih dan sehat. Waktu menggosok
gigi yang tepat yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam.
a)
Persiapan Alat
dan Bahan
·
1 buah sikat gigi (bulu sikat lembut, tangkai lurus)
·
Gelas atau cangkir berisi air
·
Pasta gigi (mengandung fluor)
·
Lap dan handuk kering
b)
Cara Kerja
·
Cuci tangan.
·
Ambil dan dekatkan peralatan.
·
Keluarkan isi pasta gigi penuh dan
merata pada permukaan sikat gigi.
·
Tutup kembali pasta gigi dan
kembalikan pada tempatnya.
·
Mulailah berkumur dengan air.
·
Sikat gigi dan gusi dengan posisi
kepala sikat membentuk sudut 45 deraja
di daerah perbatasan antara gigi dengan gusi.
·
Gerakkan sikat dengan lembut dan
memutar. Sikat bagian luar permukaan setiap gigi atas dan bawah dengan posisi
bulu sikat 45 derajat berlawanan dengan garis gusi agar sisa makanan yang
mungkin masih menyelip dapat dibersihkan.
·
Gunakan gerakan yang sama untuk
menyikat bagian dalam permukaan gigi.
·
Gosok semua bagian permukaan gigi
yang digunakan untuk mengunyah. Gunakan hanya ujung bulu sikat gigi untuk
membersihkan gigi dengan tekanan ringan sehingga bulu sikat tidak membengkok.
Biarkan bulu sikat membersihkan celah-celah gigi. Rubah posisi sikat gigi
sesering mungkin.
·
Untuk membersihkan gigi depan bagian
dalam, gosok gigi dengan posisi tegak dan gerakkan perlahan ke atas dan bawah
melewati garis gusi.
·
Berkumur- kumur sampai mulut terasa
bersih.
·
Lap / keringkan mulut dengan handuk.
·
Rapikan alat – alat.
3. Kelainan yang Dapat Terjadi Dalam
Rongga Mulut
a. Karies (Gigi Berlubang)
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak
struktur gigi yang disebabkan oleh bakteri/plak. Penyakit ini menyebabkan gigi
berlubang. Jika tidak ditangani dengan perawatan penambalan gigi, penyakit ini
dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya.
Jika tidak ditangani oleh seorang dokter gigi, karies akan terus tumbuh dan
pada akhirnya menyebabkan gigi tanggal.
b. Gingivitis (Radang Gusi)
Gingivitis adalah peradangan yang terjadi pada gusi,
dimana gusi menjadi meradang dan mudah berdarah. Penyebabnya yaitu kurangnya
menjaga kebersihan gigi dan mulut, sehingga plak tetap ada di sepanjang garis
gusi. Plak merupakan suatu lapisan yang terutama terdiri dari bakteri dan
penyebab utama dari gingivitis. Jika plak tetap melekat pada gigi selama lebih
daari 72 jam, maka akan mengeras dan membentuk karang gigi (kalkulus).
Karang
gigi biasanya diawali dengan proses penimbunan plak, yaitu sisa makanan yang
menempel di permukaan gigi, yang lama-kelamaan mengeras menjadi karang. Plak
alias karang gigi terjadi karena tak rajin menggosok gigi. Kebiasaan buruk tak
menyikat gigi hingga bersih dapat meninggalkan plak atau karang gigi yang penuh
bakteri dan kuman. Plak dapat menimbulkan bau mulut atau helitosis yang sulit
dihilangkan. Dalam kondisi lebih parah, gigi bisa goyang dan tanggal begitu
saja. Selain itu, kumpulan plak juga akan menjadi sarang tempat melekatnya
karang gigi baru. Sedangkan bakteri yang menempel, lama-lama akan menyebabkan
peradangan gusi.
Cara pencegahan plak gigi
1) Rajin
gosok gigi setelah makan dan sebelum tidur dengan pasti gigi / odol yang
mencegah plak.
2) Rajin
minum air putih yang bersih sambil kumur-kumur.
3) Rajin
membersihkan bekas sisa makanan yang ada di pojok dan sela-sela gigi dengan
benang gigi.
4) Rajin
kumur-kumur dengan cairan pembersih mulut / dental floss yang bias mencegah
plak karang gigi.
5) Rajin
makan buah dan atau sayur karena seratnya dapat membantu menghilangkan sisa
makanan di gigi dan gusi kita.
6) Jangan
biasakan untuk mengunyah satu sisi.
Satu-satunya cara untuk mengatasi karang gigi
adalah dengan pergi ke dokter gigi untuk dibersihkan agar terhindar dari
penyakit yang lebih berat dan tentunya butuh biaya yang lebih besar. Karang
gigi harus dibersihkan dengan alat yang disebut scaler. Ada yang manual ataupun
dengan ultrasonic scaler. Setelah dibersihkan dengan scaler, karang gigi akan
hilang dan gigi menjadi bersih kembali. Namun, karang gigi dapat timbul kembali
apabila kebersihan gigi tidak dijaga dengan baik. Dianjurkan
melakukan tindakan pencegahan sebelum karang gigi timbul yaitu dengan menyikat
gigi secara teratur dan sempurna. Dental floss juga perlu digunakan untuk
membersihkan permukaan antar dua gigi yang sering menjadi tempat terselipnya
makanan dan menjadi tempat penimbunan plak.
4. Pentingnya Periksa Berkala ke Pelayanan
Kesehatan Gigi dan Mulut
Pemeriksaan gigi oleh dokter gigi bisa mendeteksi dan
mengobati berbagai gangguan yang umum menyerang area mulut. Misalnya saja gigi
berlubang (karies) dan penyakit gusi.
Orang
dewasa disarankan untuk periksa gigi rutin tiap 6 bulan sekali. Namun, apabila
ada keluhan pada gigi dan mulut, disarankan untuk langsung datang ke dokter
gigi. Frekuensi kunjungan 6 bulan sekali tersebut juga tidak sama
untuk semua orang. Jika memiliki gangguan metabolisme atau penyakit sistemik dan berisiko
mengalami penyakit gigi dan mulut, maka akan dianjurkan untuk
periksa gigi setiap 3 bulan sekali.
Membuat
jadwal kunjungan ke dokter gigi untuk cek kesehatan gigi adalah agenda
penting, inilah perlunya Anda rutin memeriksakan gigi minimal 6 bulan
sekali:
a. Cek gigi secara rutin
memungkinkan pendeteksian masalah gigi dan gusi dalam tahap awal. Artinya, jika
terindikasi – misalnya – gigi muncul lubang kecil, dokter gigi bisa segera
melakukan penambalan agar gigi tidak sampai keropos. Penanganan dini justru
akan menghemat biaya pengobatan dibanding pada saat kondisi gigi sudah parah.
b. Pemeriksaan rutin ke
dokter gigi juga berfungsi sebagai deteksi dini untuk mengamati kemungkinan
munculnya penyakit serius lain pada rongga mulut, termasuk kanker. Dokter gigi
bisa memberikan saran pada pasien untuk menemui dokter spesialis lain jika
diperlukan pemeriksaan lanjutan.
c. Melatih diri untuk
tidak trauma dengan penanganan masalah gigi. Saat ini teknologi dalam
kedokteran gigi berkembang pesat. Salah satunya yaitu efek trauma yang dialami
oleh pasien bisa dikurangi. Pasien tidak lagi merasakan rasa sakit berlebihan
pada saat – misalnya – penanganan saluran akar gigi maupun perawatan gigi
secara keseluruhan. Semua bisa dilakukan dengan nyaman.
5. Penyebab Terjadinya Pewarnaan pada Gigi
Perilaku masyarakat merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi status kesehatan, termasuk kesehatan gigi dan mulut.
Masyarakat tidak menyadari, bahwa giginya mengalami perubahan warna pada bagian
dalam, berwarna kekuningan, kecoklatan dan kehitaman diakibatkan karena
masyarakat mengonsumsi rokok, kopi, teh dan tidak rutinnya menyikat gigi.
pewarnaan gigi tidak dapat dibersihkan apabila hanya menggunakan sikat gigi
saja. Kebersihan gigi dan mulut juga biasa disebabkan adanya pewarnaan gigi
(stain) pada mukosa rongga mulut serta bau mulut merupakan masalah yang paling
umum dialami oleh masyarakat.
Stain
gigi ialah warna yang menempel diatas permukaan gigi biasanya terjadi karena
pelekatan warna makanan, minuman ataupun kandungan nikotin yang merupakan
substansi penghasil stain gigi. Stain mempunyai dampak yang terhadap kesehatan
gigi. Stain juga dapat menyebabkan gigi berwarna coklat sampai hitam pada
bagian leher gigi. Distribusi dan perubahan warna yang ditentukan oleh tipe,
jumlah, dan lamanya kebiasaan mengonsumsi rokok, kopi, dan
teh maka semakin besar peluang untuk perubahan warna giginya
XV.
EVALUASI
a.
Sebelum penyuluhan :
Sebelum dilakukan penyuluhan sasaran di tanya terlebih dahulu apakah pernah
memperoleh penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan
mulut sebelumnya.
b. Setelah penyuluhan :
Sasaran dapat
menyebutkan kembali :
1)
Pengertian
kesehatan gigi dan mulut
2)
Waktu dan cara yang
tepat menggosok gigi
3)
Kelainan yang dapat
terjadi dalam rongga mulut
4)
Pentingnya periksa rutin ke pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara rutin
minimal 6 bulan sekali
5)
Penyebab terjadinya
pewarnaan pada gigi
XVI.
PENUTUP
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh
secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara
umum. Perawatan berkala perlu dilakukan demi mencapai kesehatan gigi dan mulut
yang optimal. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan,
pembersihan plak atau sisa makanan dengan menyikat gigi dengan baik dan benar.
Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang serta kunjungan
berkala ke pelayanan kesehatan gigi dan mulut setiap enam bulan sekali bila ada
keluhan ataupun tidak ada keluhan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka
akan dicapai suatu kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Sehingga kesehatan
jasmani dan rohani seperti yang diharapkan akan tercapai.
XVII.
SUMBER
Reca,
Ainun. 2019. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dengan
Pewarnaan Gigi (Stain) di Desa Peuniti Kota Banda Aceh : Jurnal
Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1.
http://id.wikipedia.org/wiki/Karang_gigi
http://dokternasir.web.id/2009/03/menjaga-kesehatan-gigi-dan-mulut.html
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/kesehatan_gigi_dan_mulut.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/ksries_gigi
http://www.indonesiaindonesia.com/f/10639-gingivitis/